Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang,dan daun. Namun pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora.
Dari segi cara-cara hidupnya, terdapat beberapa jenis tumbuhan paku yaitu; paku tanah (paku yang hidupnya di tanah ), paku epifit, dan paku air. Pteridophyta mempunyai daur keidupan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Gametofitnya terdiri atas sel-sel yang haploid dan disebut sebagai protalium. Protalium ini hanya memiliki umur beberapa minggu saja. Protalium berbentuk jantung, berwarna hijau, melekat pada substrat dengan bantuan rizoid-rizoid. Pada protalium terdapat anteridium dan arkegonium yang keduanya terletak pada sisi bawah protalium. Menurut poros bujurnya, embrio tumbuhan paku telah dapat dibedakan menjadi dua kutub, atas dan bawah. Kutub atas akan berkembang menjadi tunas, batang beserta daunnya. Kutub bawah disebut juga sebagai kutub akar. Akar tumbuhan bersifat endogen dan tumbuh ke samping dari batang. Embrio pteridophyta bersifat unipolar karena hanya satu kutub saja yang berkembang.
Peristiwa pembentukan akar dari batang yang semua tumbuh ke samping dinamakan homorizi, sedangkan pembentukan akar yang benar-benar dari kutub akar dinamakan alorizi.
Epidermis bagian-bagian yang ada di atas tanah mempunyai lapisan kutikula dan mulut-mulut kulit. Dalam akar, batang, dan daun telah mempunyai jaringan pengangkut yang tersusun atas bagian floem dan xilem. Sebagai jalan pengangkutan air telah terdapat trakea. Berkas-berkas pengangkut umumnya tersusun konsentris amfikribral ( xilem dikelilingi floem ) dan dalam batang sering terdapat lebih dari satu berkas pengangkut. Sporangium dan sporanya terbentuk pada daun. Kadang-kadang dalam ketiak, dan hanya pada yang rendah saja sporangium terbentuk pada ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai sporangium dinamakan sporofil. Terkadang daun paku yang fertil(sporofil) itu mempunyai bentuk yang berlainan dengan daun yang steril (tropofil). Sporangium tumbuhan paku mempunyai lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan sporogen. Sel-sel sporogen tersebut membulat, memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel induk spora. Masing-masing dengan pembelahan reduksi membentuk 4 spora yang haploid dan seringkali tetap bergandengan merupakan suatu tetraeder.
Pada hampir semua pteridophyta, di sekeliling jaringan sporogen terdapat tapetum. Tapetum merupakan sekumpulan atau lapisan sel yang mengandung banyak plasma dan berfungsi untuk memberi makanan pada sel-sel sporogen. Tapetum menumpahkan isi selnya ke dalam ruang jaringan sporogen hingga plasma melumuri sel-sel induk spora. Plasma yang terdapat pada tapetum disebut periplasmodium. Periplasmodium masuk di antara spora-spora muda dan memberi makan pada spora tersebut, serta ikut mengambil bagian pada pembentukan dinding spora sampai habis terpakai.
Pada kebanyakan tumbuhan paku, spora mempunyai sifat-sifat yang sama dan setelah berkecambah akan menghasilkan suatu protalium yang mempunyai anteridium dan arkegonium. Jenis-jenis paku yang menghasilkan spora berumah satu dan sama besar disebut paku homospor atau isospor. Pada golongan tumbuhan paku yang lain, protaliumnya tidak sama besar dan berumah dua. Pemisahan jenis kelamin telah terjadi pada pembentukan spora, yang selain berbeda jenis kelaminnya pun berbeda ukurannya:
- yang besar, mengandung banyak cadangan makanan disebut makrospora, dan terbentuk dalam makrosporangium, dan pada waktu perkecambahan tumbuh menjadi protalium yang agak besar yang mempunyai arkegonium. Protalium ini dinamakan makroprotalium.
- Yang kecil dinamakan mikrospora dan dihasilkan dalam mikrosporangium. Mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium , dan padanya terdapat anteridium.
Pteridophyta terbagi dalam beberapa kelas yaitu:
- kelas Psilophytinae (paku purba),
- kelas Lycopodiinae (paku rambat atau paku kawat),
- kelas Equisetinae (paku ekor kuda),
- kelas Filicinae (paku sejati).
Kelas Psilophytinae
Paku purba memiliki ciri-ciri: tidak mempunyai daun (paku telanjang) atau mempunyai daun kecil-kecil (mikrofil) yang belum terdiferensiasi, belum mempunyai akar (beberapa jenis paku), bersifat homospor.
Kelas Psilophytinae terbagi ke dalam dua ordo yaitu:
1. Ordo Psilophytales (paku telanjang)
Ciri-ciri:
- belum mempunyai daun
- batang telah mempunyai berkas pengangkut
- bercabang-cabang menggarpu dengan sporangium pada ujung-ujung cabang.
Pada ordo ini terdapat beberapa suku antara lain:
- Rhyniaceae
Mempunyai ciri-ciri: batang di dalam tanah, tingginya dapat mencapai ½ m, tumbuhan horizontal, tidak mempunyai akar melainkan rizoid, seperti rimpang, batang yang didalam tanah bercabang-cabang dan tunbuh tegak lurus ke atas, bercabang-cabang menggarpu, tidak berdaun, tidak mempunyai mulut kulit, percabangannya berfungsi sebagai asimilasi.sporangium terdapat pada ujung cabang dan relatif besar, tidak mempunyai pembuluh tapis dan kambium, sebagian besar hidup di dalam air yang dangkal.
Contoh dari suku ini adalah, Rhyna major, Taeniocrada deeheniana, Zosterophyllum australianum.
- Asteroxylaceae
Mempunyai ciri-ciri: pada batangnya mempunyai penonjolan-penonjolan yang panjangnya hanya beberapa mm (disebut mikrofil), tingginya mencapai 1 m, memiliki diameter 1 cm, beberapa jenis telah menunjukan percabangan berkas pengangkut sampai pada pangkal mikrofil, stele di dalam batang berbentuk bintang, pada beberapa jenis telah terdapat empulur.
Contoh dari suku ini adalah, Asterxylon mackei, Asteroxylon elberfeldense.
- Pseudosporochnaceae
Mempunyai ciri-ciri: pada ujung sumbu pokok terdapat dahan-dahan yang hanya sedikit bercabang menggarpu, pada ujung-ujung dahan tersebut terdapat sporangium yang menebal dan berbentuk gada. Bagian-bagian melebar yang tidak fertil berguna untuk asimilasi.
Contoh dari suku ini adalah, Pseudosporochnus krejcii.
2. Ordo Psilotales
Dari bangsa ini yang masih hidup adalah marga psilotum, yang berupa terna kecil rendah, dan bercabang-cabang menggarpu.
Ciri-ciri dari suku ini adalah:
- tidak berakar
- hanya mempunyai tunas-tunas tanah dengan rizoid-rizoid
- pada batangnya terdapat mikrofil berbentuk sisik, tidak bertulang, tersusun jarang-jarang dalam garis spiral
- sporangium tidak terminal pada ujung batang atau cabang-cabang tetapi di antara taju-taju sporofil yang berbagi menggarpu
- protalium berbentuk silinder, bercabang, tidak berwarna, hidup di dalam tanah bersimbiosis dengan mikoriza
- pada permukaan protalium terdapat anteridium
- arkegonium kecil dan agak tenggelam
- embrio tidak mempunyai suspensor dan letaknya eksoskopik (ujungnya ke arah leher arkegonium).
Contoh dari suku ini adalah, Psiilotum nudum (terdapat di pulau Jawa), Psilotum triquetrum (hanya terdapat di daerah tropika), Tmesipteris tannensis (di Australia).
Kelas Lycopodiinae
Mempunyai ciri-ciri: batang dan akarnya bercabang-cabang menggarpu, daun kecil-kecil (mikrofil), tidak bertangkai, selalu bertulang satu saja, pada beberapa spesies, daun tersebut mempunyai ligula, daun-daunnya tersusun secara spiral, sporofil mempunyai satu sporangium saja, memiliki mikrofil,spermatizoid memiliki dua bulu cambuk.
Lycopodiinae memiliki 4 bangsa yaitu,
1. Ordo Lycopodiales
Padanya terdapat, Siggilariaceae, lepidodendraceae, dan bangsa Isoetes.
2. Ordo Selaginalles
3. Ordo lepidodendrales
4. Ordo isoetales
Kelas Equisetinae
Memiliki ciri-ciri batang bercabang, sporofil berbentuk perisai, protalium berbentuk hijau kerucut.
Equisetine dapat di bedakan menjadi beberapa bangsa yaitu:
- Equisetales
- Sphenophyllales
- Protoarticulatales
Kelas Filicinae
Mempunyai ciri-ciri: tanaman higrofit, memiliki daun yang besar, memiliki tulang daun, pada waktu muda ujung daun menggulung, sisi bawah daun mempunyai banyak sporangium.
Filicinae memiliki tiga anak kelas yaitu:
1. Eusporangiatae
2. leptosporangiatae
3. hydropterides
Anak kelas eusporangiatae memiliki protalium di bawah tanah dan tidak berwarna, sporangium memiliki dinding yang tebal dan kuat.
Anak kelas Eusporangiatae di bedakan ke dalam dua ordo, yaitu:
- Ophioglossales
Hanya memiliki suku Ophioglossaceae, yang terdiri dari 3 marga yaitu:
1. Ophioglossum
Contoh: O. vulgatum dan O. reticulum
2. Botrychium
Contoh : B. lunaria, B. daucifolium, B. ternatum
3. Helmynthostachys
Contoh: H. zeylanica
- Marattiales
Hanya mempunyai suku marattiaceae, dan mempunyai 3 marga yaitu:
1. Christensenia
Contoh: Chr. aesculifolia
2. Angiopteris
Contoh : A. evecta
3. Marattia
Contoh: M. Fraxinea
Anak kelas leptosporangiatae terdiri atas beraneka ragam paku-pakuan yang luar biasa banyaknya dan tersebar di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar